Prettycia Haqni
Bella Shofie
Abirani
Sonia Angela
Reputasi dan jejaring LPTB Susan Budihardjo di bidang mode sudah tidak diragukan lagi. Lewat Jakarta Fashion Week, LPTB Susan Budihardjo menawarkan kesempatan untuk tampil di muka publik kepada lulusan sekolah mode ini. “Seorang desainer dilihat dari koleksi yang dipresentasikan di muka publik. Saat itulah orang menilai kreativitas dan kemampuan desainer secara utuh. LPTB Susan Budihardjo senantiasa memfasilitasi dan mendorong murid serta lulusannya untuk benar-benar terjun ke masyarakat. Salah satu upaya meningkatkan kemampuan desainer muda dengan mengajak mereka untuk ikut di dalam perhelatan mode seperti Jakarta Fashion Week ini”, begitu menurut Susan Budihardjo, pimpinan LPTB Susan Budihardjo,
Peluang
itu tidak disia-siakan oleh empat desainer muda yang terdiri dari Bella Shofie, Sonia Angela, Prettycia Haqni,
Abirani. Mereka menginterpretasikan tema masing-masing busana-busana dalam
rancangan yang sesuai dengan ciri khas desain mereka sendiri. Times
menjadi tema utama yang disepakati oleh empat desainer muda alumni Lembaga
Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo yang dipergelarkan di runway Jakarta Fashion Week pada
Jumat, 25 Oktober 2019.
Dari empat
desainer ini, mereka memiliki karakter yang sangat berbeda. Seperti Bella
Shofie yang mengambil awan sebagai inspirasi dan tema utama. Awan di mata Bella
selalu berubah baik bentuk maupun warna. Warna awan yang dilihatnya sejak pagi
hingga malam hari seperti putih, ungu, jingga, dan hitam. Karakter awan yang
selalu berubah membawa karya cipta Bella yang bergaris desain glamor dan
feminin ke dalam busana beragam bentuk, mulai dari yang lurus hingga bervolume.
Bagi
Sonia Angela, gerbang kastil yang ditumbuhi bunga mawar menjadi inspirasi utama
tiga belas koleksi office wear yang chic, stylish, sekaligus, elegan menurut
keterangan sang desainer muda, Sonia Angela. Karenanya, Sonia memilih bentuk
yang ringkas, lurus seperti kesan gerbang dan bunga mawar dalam warna yang
selaras; abu-abu. merah legam serta off-white.
Sonia begitu
yakin dengan potongan tailor yang rapi, penempatan lining yang tepat, dan pola terstruktur di atas bahan wol dan
satin, dan merasa tidak perlu mempertegas ide dengan bantuan embellishment lain kecuali sepatu yang senada serta scarf dan stocking
bermotif abstrak ciptaannya sendiri.
Cia,
nama kecil desainer muda Prettycia Haqni yang tampil di urutan ketiga mempresentasikan dua
belas set busana dari kekagumananya pada gedung dan laut di Santorini, Yunani.
Buah inspirasi ini diberi judul: Struktur. Gedung dengan warna biru putih yang
menjadi ciri khas Santorini diterjemahkan menjadi gaun dan busana koktail dalam
warna yang sama.
Di bagian bawah gaun dibentuk potongan semacam kubah dan lonceng gedung. Bahan duchess yang agak tebal dipilih untuk mempertegas bentuk. Noma jewelry berkolaborasi dengan Cia dalam membuatkan aksesori sesuai keinginannya berupa anting dan mahkota untuk membuat koleksi menjadi semakin utuh. Payet yang disematkan pada beberapa bagian busana ibarat taburan bintang di Santorini pada malam hari.
Sedangkan Abirani menampilkan tiga belas set busana yang dipergelarkan menjadi penutup dengan gaya constructed-edgy dalam aroma unisex berjudul Emotion. Abirani melihat bahwa waktu berjalan seiringan dengan emosi, yang diterjemahkan menjadi potongan-potongan busana yang asimetris, dalam warna yang bercerita; off-white untuk mewakili ketenangan dan warna terang untuk menggambarkan emosi yang kental.
Rani menggunakan embellishment yang tidak biasa seperti,
pita, webbing, smock, kelingan, kaitan tas, dan mata itik. Webbing atau tali yang digunakan menjadi benang merah busana untuk menggambarkan bahwa tiap
waktu saling berkaitan, tiap emosi saling berhubungan.
Dalam gaya padu padan yang sangat modern, tas, sepatu dan kacamata menjadi pelengkap busana yang disiapkan sendiri. Rani salah satu dari sedikit desainer muda yang berhasil mengolah dan mengalahkan bahan sebagai gambaran dari pertanggungjawabannya sebagai seorang perancang mode.
Foto oleh Tim Muara Bagja